Disudut kota dipenuhi pepohonan yang menari-nari akibat hembusan angin sepoi-sepoi. Tiba-tiba mataku tertuju pada suatu yang ganjil tapi sangat memikat hati. Mata hati fikiran bersatu untuk mecari tahu. Apa gerangan si pemikat itu. tik... tik... tik.... lama ku tertegun hingga tiba suatu sentuhan yang membuatku terlonjak dan kehilangan konsentrasiku. Itu sentuhan temanku yang membuat semuanya pudar, buyar dan menghilang. Tanpa merasa bersalah dan dengan memberi secercah senyuman , hatiku pun luluh karenanya. Dan ku teringat akan sesuatu hal tadi, dan kukembali melihatnya yang membuatku tertegun tadi. Namun, sekarang tiada lagi kulihatnya. Mataku telah menelusuri semuanya namun sia-sia. Seseorang tadi menghilang dalam sekejap saja. Sendu senja kota yng kemerah-merahan sangat cocok untuk duduk bersantai dengan adikku di jendela rumah sederhana kami. Aku dan dia berandai-anda dengan awan. "Kak, itu awannya kayak pesawat kan kak?". Tanyanya tiba-tiba. "Nggak, itu