Langsung ke konten utama

FILSAFAT



METODE MEMPELAJARI FILSAFAT

Ada tiga macam metode mempelajari filsafat: metode sistematis, metode historis, dan metode.[1][1]
Menggunakan nictode sistematis berarti pelajar menghadapi karya filsafat. Misalnya mula-mula Pelajar menghadapi teori pengetah Ha 11 yang terdiri atas beberapa cabang filsafat. Setelah itu ia mempelajari teori hakikat yang merupakan cabang lain. Kemudian ia mempelajari teori nilai atau filsafat nilat. Pembagian besar ini dibagi lebih khusus dalam sistematika filsafat. Tatkala membahas setiap cabang atau subcabang itu, aliran-aliran akan terbahas. Dengan belajar filsafat melalui metode ini perhatian kita terpusat pada isi filsafat, bukan pada tokoh ataupun pada periode.
Ada pun nictode historis digunakan bila para pelajar mempelajari filsafat dengan cara mengikuti sejarahnya, jadi sejarah pemikiran. Ini dapat dilakukan dengan membicarakan tokoh demi tokoh menurut kedudukannya dalam sejarah, misalnva dimulai dari membicarakan filsafat Thales, membicarakan riwayat hidupnya, pokok ajarannya, baik dalam teori pengetahuan, teori hakikat, maupun dalam teori nilai. Lantas dilanjutkan dengan membicarakan Anaximandros, misalnya, lalu Socrates, lalu Rousseau, lantas Kant, dan seterusnya sampai tokoh-tokoh kontemporer Tokoh dikenalkan, kemudian ajarannya. Mengenalkan tokoh memang perlu karena ajarannya biasanya berkaitan erat dengan lingkungan, pendidikan, kepentingannya. Dalam menggunakan metode historis dapat pula pelajar menempuh cara lain, yaitu dengan cara membagi babakan sejarah filsafat. Misalnya mula-mula dipelajari filsafat kuno (anc-ient phi/osophy). Ini biasanya sejak Thales sampai menjelang Plotinus, dibicarakan tokoh-tokohnya, ajaran masing-masing, ciri umum filsafat periode itu. Kemudian para pelajar menghadapi filsafat Abad Pertengahan (middle philosophy), lalu filsafat abad modern (modern phi- /osophy). Variasi cara mempelajari filsafat dengan metode historis cukup banyak. Yang pokok, mempelajari filsafat dengan menggunakan metode historis berarti mempelajari filsafat secara kronologis. Untuk pelajar pemula metode ini baik digunakan.
Metode kritis digunakan oleh mereka yang mempelajari filsafat tingkat intensil. Pelajar haruslah sedikit banyak telah memiliki pengetahuan filsafat. Pelajaran filsafat pada tingkat sekolah pascasarjana sebaiknya menggunakan metode ini. Di Si ni pengajaran filsafat dapat mengambil pendekatan sistematis ataupun historis. Langkah pertama ialah memahami isi ajaran, kemudian pelajar mencoba mengajukan kritiknya. Kritik itu mungkin dalam bentuk menentang, dapat juga berupa dukungan terhadap ajaran filsafat yang sedang dipelajari. Ia  mengkritik mungkin dengan menggunakan pendapatnya sendiri ataupun dengan menggunakan pendapat filosof lain. Jadi, jelas pengetahuan ala kadarnya, tatkala memulai pelajaran, amat diperlukan dalam belajar filsafat dengna metode ini.

CARA SEDERHANA BELAJAR FILSAFAT


ika semua gerak adalah tarian dan semua suara adalah nyanyian, maka kita harus sepakat bahwa semua tempat adalah sekolah dan semua orang adalah guru (anonim)
  1. I.                    PENDAHULUAN
Filsafat adalah ilmu tua yang tetap eksis dan konteks sepanjang zaman, saat ini filsafat dianggap suatu materi yang sangat sulit dipahami dikarenakan beratnya materi-materi yang terkandung dalam filsafat. Orang bahkan mengklaim bahwa bukanlah filsafat jika tidak terjadi kebingungan saat proses belajar filsafat. Dengan demikian banyak penulis buku filsafat yang berupaya menyajikan buku-buku filsafat dengan gaya bahasa yang lebih ringan agar mudah dipahami pebaca apalagi pemula bagi ilmu filsafat. Dengan demikian maka tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan sedikit pemahaman atau sekedar mengingatkan kepada siapa pun yang memiliki minat terhadap konsep filsafat. Filsafat sebenarnya telah hadir di sela-sela kehidupan kita, namun banyak orang tidak menyadari hal itu. Mungkin kita pernah berfikir secara radikal mempertanyakan dan menggugat segala sesuatu yang telah dikonsepsikan karena filsafat tidak pernah tuntas/final karena selalu ada kritik terhadap ilmu-ilmu yang telah ada. Dalam filsafat selalu ada pertanyaan yang dimunculkan secara radikal untuk mengetahui secara mendalam suatu objek pengamatan/pembahasan. Dengan demikian semoga pemikiran di bawah ini sedikti membantu untuk memahami dasar-dasar filsafat. Selamat membaca dan berdiskusi.

  1. II.                  KUALITAS PERSONAL
    1. Menumbuhkan motivasi
Motivasi didefenisikan sebagai dorongan (dorongan sokongan moril) yang menjadi alasan dan tujuan dari sebuah tindakan, oleh karena itu sebelum seseorang ingin mempelajari filsafat harus merefleksikan dirinya apakah latar belakang ia mempelajari filsafat? Apa tujuan individu mempelajari filsafat? Apa dorongan yang membuatnya belajar filsafat? Ada berbagai tujuan seseorang menyelami dunia filsafat diantaranya adalah untuk peningkatan kapasitas intelektual tentang filsafat, untuk gagah-gagahan sebagai bentuk kesombongan akan kehebatannya berfilsafat, untuk diaplikasikan dalam tindakan kehidupan sehari-hari, atau mungkin sekedar iseng, silahkan pembaca menambahkan sendiri tujuan pembaca mempelajari filsafat. Kendati beragamnya latar belakang di atas namun yang harus diingat bahwa pada hakikatnya jika seseorang mempelajari filsafat dengan baik maka akan terlihat dalam akhlak moralitasnya sebagai orang yang makin bijaksana dalam mendinamikai kehidupan. Hal ini senada dengan terminologi filsafat yang cinta akan kebenaran, cinta akan kebijaksanaan, cinta akan kecintaan. Harus ada tujuan untuk menjadi filsuf-filsuf modern yang senantiasa menjadi pencinta sejati (cinta kepada Tuhan, sesama manusia dan alam semesta), menjadi orang bijak di tengah hiruk-pikuk keduniaan di zaman yang serba canggih ini. Manusia mungkin saja dengan mudah menjadi pintar namun belum tentu dengan mudah menjadi bijaksana, banyak orang pintar di era ini, namun sedikit sekali kita temukan orang bijak bak mencari jarum di tumpukan jerami atau mencari mutiara di samudera luas.
Jika tujuan mempelajari filsafat hanya untuk keangkuhan intelektual, arogansi intelektual serta untuk sekedar menunjukkan kehebatan intelektualnya di publik, maka itu bukan tujuan sejati berfilsafat. Realitas membuktikan banyak orang mempelajari filsafat dengan tujuan kesombongan, agar dibilang filsuf muda, agar mendapat pengakuan dari orang lain. Hal ini harus ditepis dari niatan tulus seorang pelajar mula karena akan berdampak bagi dirinya selama proses mempelajari filsafat dan efeknya saat out put mempelajari filsafat. Untuk itulah sebelum mempelajari filsafat mari luruskan niat yang positif sesuai hakikat filsafat itu sendiri. Seorang sarjana filsafat belum tentu mampu membumikan nilai-nilai dari filsafat dimana ia hidup, bahkan orang yang tidak pernah belajar filsafat secara formal tanpa disadari telah berfilsafat dan berdampak baik bagi orang-orang di sekelilingnya.
Motivasi dibagi menjadi dua yakni secara internal (diri) dan secara eksternal (lingkungan), secara internal maupun eksternal harus dibangun suatu mindset yang positif terhadap filsafat. Secara internal kita perlu menyadari kapasitas dan bakat bawaan kita sebagai manusia yang bisa mempelajari apa pun ilmu di dunia ini. Mempelajari filsafat juga adalah mempelajari diri sendiri dengan demikian kita bisa memahami Tuhan sebagai penguasa jagat raya sesuai pepatah arab “barang siapa mengenal dirinya maka ia mengenal Tuhannya”. Secara eksternal kita perlu bergaul dengan orang-orang yang dekat dengan filsafat dan punya pengetahuan lebih tentang filsafat selain itu kita perlu mengamati gejala alam sebagai realitas dan objek kajian filsafat yang memberikan suasana menakjubkan bagi manusia. Peningkatan motivasi eksternal juga ditingkatkan lewat membaca sebanyak-banyaknya biografi para filsuf ternama untuk meningkatkan motivasi diri agar bisa mencontohi para filsfuf yang luar biasa itu. Setiap orang punya cara/metode yang berbeda-beda dalam menumbuhkan motivasi ini olehkarena itu, tidak dilarang menggunakan metode apa pun yang terpenting bisa efektif, efisien dan enjoy dalam membangun semangat berfilsafat baik secara teoritis maupun tindakan, baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik. Selamat menumbuhkna motivasi.
  1. Meluaskan paradigma
Paradigma merupakan contoh; tasrif; teladan; pedoman; dipakai untuk menunjukkan gugusan sistem pemikiran; bentuk kasus dan pola pemecahannya. (Maulana dkk, 2011). Dengan demikian maka paradigma menyangkut kerangka berfikir, sistem berfikir, cara berfikir, metode berfikir yang kesemuanya menyangkut pandangan manusia terhadap segala sesuatu. Jika kita mempelajari filsafat maka kita harus memiliki landasan yang kokoh diantaranya adalah luasnya wacana intelektual kita tentang segala ilmu baik ilmu alam, bahasa, agama, maupun ilmu sosial lainnya. Hal ini dikarenakan semua ilmu itu awalnya adalah filsafat itu sendiri, filsafat menjadi induk ilmu pengetahuan bahkan pendamping ilmu pengetahuan. Kerangka filsafat juga dipakai dalam menelaah ilmu pengetahuan. Dengan demikian secara konkrit kita wajib mendalami ilmu-ilmu alam seperti matematika, kimia, fisika, biologi, kosmologi dan sebagainya, ilmu sosial seperti ekonomi, antropologi, estetika, etika, geografi, sejarah, agama serta ilmu bahasa dan sastra, di lain sisi kita perlu mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan kerangka epistimologi seperti logika, analogi, silogisme, teori kebenaran, mazhab berfikir, kerangka berfikir, metode ilimiah dan sebagainya sehingga menambah wawasan kita dan menjadi bekal dalam mempelajari filsafat. Keluasan wawasan akan sangat membantu pelajar dalam mempelajari filsafat, karena bagaimana pun juga akan ada keterkaitan antara segala ilmu dengan filsafat itu sendiri. Contoh-contoh dalam filsafat pun diejawantahkan melalui ilmu-ilmu yang sebelumnya telah kita pelajari.
  1. Memunculkan inspirasi
Inspirasi diartikan sebagai intuisi; ilham; pengaruh (dari dalam yang membangkitkan kreatif; penarikan napas ke dalam). (Maulana dkk, 2011). Dengan pengertian seperti di atas maka kita patut mempertanyakan bagaimana mendatangkan ilham itu? Bagaimana memunculkan pengaruh luar biasa yang membangkitkan kreativitas? Banyak cara yang dilakukan manusia dalam menggapai inspirasi maksimal, ada yang mengambil jalan meditasi, memandang pemandangan indah alam semesta, saat hendak tidur malam hingga terbawa dalam mimpi, memandang orang yang dicintai, bahkan ada satu cerita menarik seseorang dapat mendapatkan inspirasi dikala sedang berada di dalam WC, sambil BAB dengan sebatang rokok di tangan sesekali mengisap rokok tersebut sambil angan-angannya/imajinasinya melayang liar di alam ide untuk mencari inspirasi yang diinginkannya. Mungkin pembaca punya cara lain dalam memunculkan inspirasi berharga. Inspirasi adalah hal menarik dan mewah yang secara gratis dapat kita peroleh, oleh karena inspirasi sangat penting dalam realitas kehidupan kita.
Dalam kaitannya dengan filsafat kita dapat mencontohi Abraham/Ibrahim AS dalam mencari tahu Tuhannya, Abraham terinspirasi lewat alam dan memadukan antara inspirasi dan penasaran serta mengambil kesimpulan dari sesuatu yang membingungkan, mencengangkan dan menakjubkan. Mungkinkah kita melakukan hal yang sama? Alam adalah lahan inspirasi yang sangat luar biasa? Mari kita berfilsafat dengan menghadirkan berbagai macam pertanyaan inspirasi, siapakah perancang alam semesta ini? Bagaimana caranya menciptkan alam dan manusia? Dari mana asal manusia? Jika mati manusia akan kemana? Apakah suatu saat alam akan musnah? Apakah ada kehidupan lain di planet lain selain bumi? Apakah benar ada malaikat, iblis dan jin? Dimanakah makhluk-makhluk itu tinggal? Mungkin pembaca akan menambah daftar pertanyaan lagi agar semakin banyak pertanyaan dan mari bersama berfilsafat untuk mencari tahu jawaban dari pertanyaan yang kita ajukan sendiri. Mungkinkah jawaban kita akan berbeda dan beragam?

  1. III.                ALUR BELAJAR
    1. Belajar sejarah Filsafat
Banyak orang tertarik dengan filsafat melalui sejarahnya, hal ini dibuktikan dengan menariknya membaca biografi para tokoh filsuf yang menginspirasi serta memotivasi pembaca untuk senantiasa bisa seperti tokoh yang dikaguminya itu. Orang merasa bangga ketika berbicara di forum-forum ilimiah dengan mengutip kata-kata, teori, hipotesis bahkan ajaran filosof dari sang filsuf yang dihormatinya. Tokoh-tokoh filsuf laksana nabi-nabi yang juga mengajarkan ajaran dan pemikirannya bahkan memiliki pengikut yang banyak. Tokoh filsuf dengan pemikirannya mampu mempengaruhi dunia dan menyelinap masuk ke sendi-sendi kehidupan umat manusia. Jika kita amati perkembangan sejarah filsafat tentu kita bisa lihat filsafat berawal dari mitologi (mitos) yang berubah wujud secara perlahan ke arah filsafat, zaman patristik, awal skolastik, keemasan skolastik, akhir abad pertengahan, zaman modern (1600-1800 M), zaman baru (1800-1950 M) hingga pada era milenium zaman IPTEK saat ini. Pergeseran dari mitos kemudian menjadi pemikiran filsafat bahkan dalam hubungannya dengan konsep agama yang dibawa oleh para nabi dan rasul serta berakhir dengan zaman Ilmu pengetahuan tekonologi Informatika yang jika kaitkan dengan teori tiga tahapnya Auguste Comte, maka bisa kita lihat pergulatan panjang  pemikiran filsafat manusia dalam mengawal sejarah panjang kehidupan manusia mengalami pasang surut, tambal sulam, saling menggugurkan, saling menguatkan yang kita kenal dengan hukum dialektika yang berisi tentang tesis, anti tesis dan sintesis. Pemikiran filsafat terus bergumul dan berdialektika dengan dikawal ketat oleh sang waktu, suatu teori baru (tesis) yang dimunculkan oleh seorang filsuf tidak serta merta menjadi permanen namun akan mengalami goncangan ketika ada lagi teori baru (anti tesis) dalam hal yang sama yang tidak bisa dihindari benturan antar pemikiran ini dan akan melahirkan suatu perspektif baru hasil pergumulan dua teori/pemikiran tadi dalam membentuk teori/pemikiran baru (sintesis), bahkan suatu waktu sintesis ini pun dapat menjadi tesis baru saat ada pemikiran baru yang muncul dan berusahan untuk menyerang atau membantahnya. Begitulah seterusnya secara kontinue pemikiran-pemikiran itu datang silih berganti dalam mewarnai sejarah pemikiran filsafat manusia. Dinamika pergulatan pemikiran selalu bersamaan dengan nama besar tokohnya serta waktu yang senantiasa setia menemani serta berbagai peristiwa penting yang melatarbelakangi munculnya pemikiran besar itu. Jika kita berada dalam forum-forum ilimiah filsafat maka telinga kita tidak akan asing dengan berbagai nama besar tokoh filsuf dengan masing-masing ciri khas pemikirannya sehingga membuat para pelajar mula filsafat sedikit demi sedikit beradaptasi dengan lingkungan filsafat, jika nama-nama itu sudah tidak asing lagi di telinga tentu dengan naluri dasar penasaran manusia akan mencari tahu latar belakang tokoh tersebut, kapan dan dimana dilahirkan? Dibesarkan dimana? Bagaimana latar belakang keluarganya? Hidup di zaman apa? Bagaimana dunia pendidikannya? Serta berbagai macam seluk-beluk terkait filsuf tersebut. Perlu diingat membaca biografi adalah hal yang sangat menyenangkan karena selain memberikan inspirasi dan motivasi bagi pembaca, tentu mendapatkan pengetahuan tambahan serta memahami latar belakang sejarahnya. Buku-buku biografi ada yang disajikan dalam bentuk kumpulan tokoh seperti karya kontroversinya Michael H. Hart dalam 100 tokoh paling berpengaruh di dunia selain itu ada yang tersaji dalam satu buku hanya satu tokoh, dalam bentuk apa pun yang namanya buku biografi tetaplah menarik untuk ditelaah para pelajar. Dalam mempelajari sejara filsafat kita perlu memahami entitas waktu yang selain dibagi dalam berbagai babak kehidupan juga mesti memahami perbedaan antara tahun dalam kategori Masehi (M) dan Sebelum Masehi (SM) sehingga tidak terjadi kerancuan dan kebingungan para pelajar filsafat, dengan demikian dapat dipisahkan dengan jelas siapa saja filsuf yang hidup di zama Sebelum Masehi (M) dan siapa Filsuf yang hidup di tahun Sebelum Masehi (SM). Selain itu dengan berbagai macam pengelompokan jenis filsafat masing-masing filsuf diantaranya Filsafat klasik pra Sokrates (Thales, Anaximandros, Anaximenes, Pytagoras, Herakleitos, Perminides, Leukippos, Demokritus, Zeno, Gorgias serta Filsafat Sofisme), Filsafat Klasik (Sokrates, Plato dan Aristoteles), Filsafat Pra Materialistik seperti Rasionalisme (Rene Descartes, De Spinoza dan Leibniz), Idealisme (J.G. Fichte, F.W.U. Schelling dan G.W.F. Hegel) dan Empirisme (Francis Bacon, Thomas Hobbes, John Locke, George Berkeley, David Hume dan Herbert Spencer),  Kritisisme-nya Imanuel Kant, Positivisme Auguste Comte, Pragmatisme (William James dan John Dewey), Fenomenologisme, Eksistensialisme (Martin Hidegger, J.P Sartre dan Gabriel Marcel), Renaissance dan Humanisme, Materialeisme-nya Karl Marx, Filsafat Hidup dari Henri Bergson,  Sekularisme (George Jacub Holyoake), Filsafat Islam (Al-Kindi, Al-Farabi, Al-Ghazali, Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd), (Hakim dan Saebani, 2008).
Pembagian ikhtisar Sejarah Filsafat juga dibagi menjadi lima babak yakni zaman Weda (2000-2600 SM), zaman skeptisisme (200-300 SM), Zaman Puranis (300-1200), zaman muslim (1200-1757) dan zaman modern (setelah 1757). (Hamersma, 2008)
Banyak juga referensi-refernsi buku yang membahas perkembangan sejarah pemikiran filsafat manusia dengan berbagai metode penulisan dan gaya bahasa yang berusaha untuk mengulas dengan baik sejarah filsafat, ada yang membahas rentetan sejarah secara panjang lebar, ada yang dibahas dalam bentuk novel menarik seperti Dunia Shopis karya Justin Garder.
Ada beberapa pertanyaan reflektif kritis yang ingin diajukan pada kesempatan ini diantaranya apakah filsafat masih menjadi The Mother of Science? Ataukah The Master of Science? Atau saat ini filsafat hanya menjadi pendamping ilmu-ilmu modern? Mungkinkah peranan filsafat menjadi lain di era modern saat ini? Kita saksikan apa yang akan terjadi di masa-masa yang akan datang?
  1. Belajar dari metodologi filsafat
Metodologi mempelajari filsafat terbagi menjadi 3 bagian besar yakni ontologi, epistimologi dan aksiologi. Metodologi ini juga menjadi landasan terbentuknya kerangka dasar ideologi, apakah ketiga hal ini harus secara sempurnah menjadi syarat mutlak kerangka dasar filsafat? Bagaimana jika hanya salah satunya saja yang ada? Atau mungkin hanya dua yang ada?. Untuk itu mari kita lihat pembahasan singkat ketiga konsep di atas.
  1. Ontologi
Ontologi adalah cabang metafisika yang membicarakan watak realitas tertinggi atau wujud. (Maulana dkk, 2011). Ontologi sebenarnya berbicara terkait “hakikat” dari suatu wujud, untuk itu pertanyaan yang identik dengan ontologi adalah “apa?”. Apa hakikat dari sesuatu yang merujuk pada wujud esensial dari segala sesuatu? Apakah hakikat yang dikaji? (Suriasumantri, 2001). Jika konsep ontologi tidak ada maka dengan sendirinya wujud juga tidak ada, jika wujud tidak ada maka bagaimanakah kita membahas segala sesuatu yang tidak memiliki wujud? Bagaimana caranya membahas segala sesuatu yang tidak memiliki hakikat? Orang pasti kebingungan untuk membahas sesuatu yang tidak punya realitas. Dengan pentingnya konsep ontologi maka menjadi syarat mutlak kerangka dasar filsafat.  Istilah hakikat wujud berarti wujud sebagai hakikat sebelum dibagi menjadi subjektif (konsep, ide) dan objektif (realitas). “hakikat wujud” mengacu pada arti awal keberadaan secara mutlak dan umum, sehingga kontradiktif dari al-wujud (keberadaan/eksistensi) adalah al-adam (ketiadaan).

  1. Epistimologi
Epistimologi sebenarnya adalah teori pengetahuan yang disimbolkan dalam kalimat tanya “Bagaimana?”. Epistimologi dapat dikatakan sebagai sambungan dari ontologi yakni bagaimana mempelajari hakikat dalam konsep ontologis? Bagaimana memperoleh pengetahuan yang benar? Bagaimana pengetahuan menjelaskan pengetahuan? Bagaimana pengetahuan memunculkan pengetahuan baru? Sampai tahap mana pengetahuan yang mungkin ditangkap manusia?. Dengan demikian konsep epistimologi membahas juga tentang alat memperoleh pengetahuan misalnya indera (mata, telinga, hidung, lidah, kulit), rasio (akal/logika), hati secara intuitif, alam/objek, serta teks skriptualis, bahkan mungkin juga ada alat/sumber pengetahuan yang lain sehingga tentu ada pengkajian lanjutan terkait Konsep epistimologi senantiasa menggunakan metode ilimiah dan struktur pengetahuan ilimiah sehingga kita dapat membedakan jelas antara pengetahuan dan ilmu. Apakah itu pengetahuan dan bagaimana perbedaannya dengan ilmu?.
Ada beberapa pertanyaan yang diajukan oleh Ayatullah Murtadha Muthahhari yakni mungkinkah manusia memiliki pengetahuan? Mungkinkah kita memahami hakikat manusia? Serta penjelasan terkait kaum sophisme yang menyajikan argumen mengenai ketidakmungkinan manusia memiliki pengetahuan karena mengetahui adalah sesuatu yang mustahil akibat dari ketidakpercayaannya terhadap alat dan instrumen pengetahuan yang digunakan yakni indera dan rasio. (Murthada Muthahhari, 2010)
  1. Aksiologi
Aksiologi adalah penyelidikan terhadap nilai/martabat dan tindakan manusia (Cabang dari filsafat) sedangkan aksiolog adalah pakar/ahli aksiologi. (Maulana dkk, 2011). Aksiologi merupakan konsep yang mengatur tentang nilai-nilai (value’s) atau manfaat dari ilmu/filsafat yang diidentikan dengan kalimat interogasi “apa manfaatnya? Atau apa nilai-nilai yang terkandung?”. Dengan demikian maka ada hubungan dengan teori kebenaran pragmatik bahwa ilmu dapat benar ketika memiliki manfaat bagi pengguna ilmu atau masyarakat secara umum dimana pun, kapan pun dan dalam keadaan yang bagaimana pun.
  1. Belajar materi filsafat
Materi-materi filsafat diantaranya adalah sejarah filsafat itu sendiri, kerangka dasar/metodologi filsafat, kumpulan teori/hipotesis, pemikiran dari para filsuf sesuai zamannya serta aplikasi dari ilmu filsafat yang dipelajari. Selain itu materi filsafat saat ini dipelajari dalam cabang-cabang ilmu filsafat diantaranya epistemologi, logika, kritik ilmu-ilmu, metafisika, antropologi, kosmologi, etika, estetika, sejarah filsafat. (Hamersma, 2008). Filsafat pun mulai termanifestasi dalam berbagai ilmu seperti filsafat ilmu, filsafat pendidikan, filsafat agama, filsafat ke-Tuhanan, filsafat bahasa dan berbagai aplikasi lainnya yang dipelajari secara terus-menerus hingga saat ini.
  1. Metode Teknis
Teknis belajar filsafat secara sederhana hampir sama dengan belajar ilmu-ilmu lain yakni melalui membaca, mengkaji, mendiskusikan, membedah, menulis serta menyampaikan ulang apa yang sudah dipelajari melalui forum-forum ilimiah baik melalui perkuliahan, seminar, diskusi panel dan lain sebagainya. Jika kitapunya media pembelajaran yang lengkap maka kita bisa menggunakan dunia maya sebagai media untuk melakukan hal-hal teknis di atas, kita juga bisa menggunakan media elektronik lainnya untuk mengkonkritkan hal-hal teknis di atas. Hal-hal teknis ini harus menjadi tradisi karena kelihatannya sepele namun akan berdampak bagi pengetahuan kita tentang filsafat.



  1. IV.                PEMBUMIAN FILSAFAT DALAM HIDUP
    1. Kehidupan sehari-hari
Orang yang belajar filsafat dan berfilsafat dinamakan filsuf, sehingga seorang filsuf adalah orang yang sangat bijaksana dalam menanggapi berbagai persoalan yang ada di sekitarnya. Dampak dari belajar filsafat sebenarnya tercermin dalam perilaku kita sehari-hari, apakah dengan belajar filsafat manusia semakin bijaksana? Paska belajar filsafat secara tuntas adakah berimplikasi bagi kecintaan manusia terhadap Tuhan, sesama manusia maupun alam?. Orang berfilsafat seyogyanya menjadi pencinta sejati serta senantiasa menyadari makna di balik segala sesuatu yang terjadi di dalam kehidupannya.
Sebagai kaum akademisi (pelajar, mahasiswa, guru, dosen) seharusnya memaknai betul bagaimana metode ilimiah dalam epistemologi filsafat, sehingga segala tindak tanduknya senantiasa berdasarkan metode berfikir ilimiah dan berbuat berdasarkan kerangka acuan yang jelas. Seorang akademisi sangat anti terhadap tindakan kejahatan akademik seperti plagiator, mencontek saat ujian di kelas serta kebohongan ilimiah lainnya yang sering terjadi belakangan ini. Sebagai seorang agamawan harus mampu merasionalkan ajaran agama secara cerdas agar dapat diterima oleh umat yang dipimpinnya sehingga tidak ada kecenderungan mempercayai agama secara doktrinal atau dogmatis. Sebagai abdi negara (PNS) selayaknya memahami tugas dan tanggungjawabnya sebagai pelayan masyarakat serta dalam profesi apa pun nilai-nilai filosofis profesi dan keahlian kita senantiasa tertanam kokoh sehingga berdampak baik bagi institusi tempat bekerja serta bagi kepentingan umum.

  1. Falsafah dan orientasi hidup
Dengan belajar filsafat manusia seharusnya  memiliki prinsip yang kokoh dalam memaknai kehidupannya, manusia akan bertanya dari manakah ia datang? Untuk apa di dunia ini? Berapa lama ia tinggal dan hidup di dunia? Serta akan kemanakah manusia setelah kematiannya? Mampukah manusia menerawang akhir dari kehidupannya?. Begitu banyak pertanyaan filosofis kehidupan yang harus kita ajukan buat diri sendiri maupun kepada siapa pun yang menjadi kenalan kita agar jangan main-main  dengan kehidupan ini, agar jangan sia-siakan hidup yang singkat ini. Jika manusia berfilsafat dengan kaffah akan menjadikan orientasi hidupnya lebih bermakna bahkan mungkin melebihi para agamawan. Contohnya jika dia memahami kosmologi tentu manusia tidak seenaknya merusak alam semesta ini, jika manusia mengetahui konsep antropologi tentu tidak ada kekacauan di dunia ini, jika manusia memahami dengan baik etika dan estetika maka keindahan dan kenyamanan hidup akan tercapai. Filsafat terasa begitu indah nan bermakna bagi kehidupan manusia namun kebanyakan manusia tidak menyadarinya. Semakin manusia berfilsafat ia akan menyadari bagaimana belajar dari alam, apakah filsafat ilmu padi itu? Semakin berilmu semakin merunduk, filsafat jari yang mengindikasikan satu jari mencelah orang namun ternyata empat jari mencela balik ke kita, filsafat sapu lidi yang menandakan nikmatnya hidup dalam kebersamaan, filsafat semut yang senantiasa mengajarkan kepada manusia dengan semangat gotong royong dalam keteraturan. Sungguh ada begitu banyak ibrah di luar kelas formal yakni alam semesta beserta gejala alamnya yang mengajarkan kepada manusia bagaimana menjalani hidup dan kehidupan ini. Mungkin inilah yang membuat Ebit G Ade melantunkan tembang manis “cobalah tanya pada rumput yang bergoyang” sebuah pernyataan dalam lagu yang berorientasi pada kosmologi dengan bertanya kepada alam.
Ada kemungkinan bahwa para filsuf juga adalah nabi-nabi yang tidak sempat dituliskan/dilegalkan namanya dalam beberapa ajaran agama, kita bisa amati bagaimana kepribadian Sokrates yang dengan kecerdasan luar biasa masih menganggap dirinya paling bodoh bahkan dengan semangat idealismenya rela mati lewat hukuman meminum racun, Aristoteles yang dengan kecerdasannya menyusun ilmu-ilmu karangannya dengan pengklasifikasian yang sangat rapih, serta beberapa tokoh lain yang sangat menginspirasi kita sebagai manusia yang hidup belakangan.
  1. V.                  PENUTUP
Demikian sedikit pemikiran yang coba saya tuangkan dalam lembara ini berdasarkan pengalaman pribadi serta pengalaman orang lain baik melalui referensi kepustakaan maupun pengamatan dan refleksi sejenak tentang bagaimana secara mudah untuk belajar filsafat. Semoga bermanfaat. Amin

meningkatkan IQ ((Intelligence Quotient))

1. Latih kemampuan mengamati
Perhatikan lingkungan sekitar. Rekam dalam pikiran apa yang KAMU lihat. mulai dari yang paling sederhana dan diteruskan dengan observasi yang lebih rumit
2. Asah indra
Bisa dilatih dengan membedakan rasa makanan yang disukai dan yang tidak. Menyadari bau dan aroma di sekitar atau bunyi-bunyian yang ada di jalan atau mungkin rasa panas atau dingin udara di sekitarmu
3. Hafalkan nama teman-teman dan pasangkan nomor teleponnya
 Ada berapa yang bisa diingat ? Latih supaya bisa mengingat lebih banyak
4. Pelajari sesuatu yang baru
Banyak membaca dan berkenalan dengan hal-hal lain yang mungkin bukan bidang kamu, bisa bahasa asing, pengetahuan tentang komputer, dan lain-lain.
5. Gunakan tangan supaya mengikuti petunjuk otak
Misalnya bermain gitar, mengetik tanpa melihat tuts, mengerjakan prakarya dari kayu, atau berlatih menulis halus.
6. Tekuni hobi
Gunakan kesempatan untuk mengembangkan hobi kamu
7. Pelajari dan hafalkan tanggal-tanggal penting
menyangkut anggota keluarga, teman, atau perayaan tertentu.
8. Hafalkan sesuatu yang kamu sukai
Bisa jadi itu puisi, lagu, kalimat dari sebuah buku atau kata-kata seseorang. Sebisa mungkin juga usahakan agar kalimat yang digunakan adalah bahasa asing.
9. Latihan menghafal urutan angka berderet panjang 
misalnya 32145687390282930498. Ini adalah bentuk latihan memperbaiki daya ingat jangka pendek. Lakukan dengan mengelompokkan atau memecah bilangan itu menjadi beberapa bagian, misalnya 3214568 kemudian 7390282 dan terakhir 930498.
10. Ingat perjalanan pribadi
Apa yang kamu kerjakan satu jam lalu, minggu lalu pada hari Rabu pukul 10.00, misalnya. Dengan siapa, di mana, dan seterusnya.
11. Ingat dan teliti ulang pengeluaran harian
 Apa yang kamu beli kemarin? Berapa uang yang ada dalam dompet kamu sekarang? Kapan kamu terakhir mengambil uang tunai, dan seterusnya.
12. menjadi pembaca aktif
biasanya novel itu sangat nyaman di baca oleh remaja (aku juga suka). nah, biasakan membaca buku yang di luar kenyamanan kita. contohnyaa sejarah,  filsafat, puisi klasik,  fiksi
 13. Menjadi pengingat yang baik
Mengingat hal-hal tanpa melihat materi. Terampil melihat sesuatu sekitar 15 menit dan mengingatnya kembali. Pengulangan adalah kunci untuk menjadi pengingat yang baik
14. Menjadi pemecah masalah
Meningkatkan kecerdasan emosi. Mungkin agak aneh yaa :D ini bisa menafsirkan dan menganalisis informasi yang tidak lengkap. Bisa mengubah objek atau logis yang membuat informasi baru yang sudah kamu miliki
15. Menjadi kreatif
Albert Einstein pernah berkata, “Imajinasi adalah lebih penting daripada pengetahuan.”  Belajar bagaimana  menggunakan pengetahuan dan menerapkannya dalam berbagai cara-cara baru dapat menambah wawasan baru untuk kamu. kreativitas bisa membawa peluang baru, memperbaiki dan memajukan pikiran untuk kemungkinan-kemungkinan baru dan menambah kecerdasan emosional.

Q Remaja Masih Bisa Berubah Naik atau Turun

Jakarta, Pada remaja, suasana hati bukanlah satu-satunya yang sering berubah-ubah. Ternyata, IQ (Intelligence Quotient) atau skor kecerdasan juga bisa naik dan turun. Perubahan IQ itu terkait dengan perubahan struktur otak pada remaja.

Para peneliti di Eropa telah mengetes 33 orang remaja pada tahun 2004 ketika remaja masih berusia 12 hingga 16 tahun. Para remaja ini diberikan tes yang sama empat tahun kemudian, yaitu ketika mereka berusia 15 hingga 20 tahun. Mereka juga menjalani scan otak untuk meneliti struktur otaknya.

Hasilnya, ditemukan bahwa terdapat perbedaan nilai IQ pada tahun 2008 dengan 2004. Beberapa remaja meningkat nilai IQ-nya sebanyak 20 poin, sedangkan yang lainnya turun dengan jumlah yang sama. Skor rata-rata tes IQ adalah sekitar 100.

"Kita cenderung menilai anak-anak dan menentukan program pendidikan untuk mereka sejak awal. Tapi penelitian kami telah menunjukkan bahwa kecerdasan mereka masih mungkin berkembang," kata peneliti Cathy Price, dari Wellcome Trust Centre for Neuroimaging.

"Kami sekarang harus lebih berhati-hati untuk menilai performa yang rendah jika pada kenyataannya IQ para remaja dapat meningkat secara signifikan beberapa tahun kemudian," imbuhnya seperti dikutip dari HuffingtonPost, Kamis (20/10/2011).

Para peneliti juga menemukan bahwa scan otak berhubungan dengan perubahan IQ. Bagi orang-orang yang IQ verbal-nya bagus, materi abu-abu di otak yang bertanggung jawab mengartikulasikan perkataan meningkat. Sementara untuk peningkatan IQ non-verbal, wilayah abu-abu otak yang berhubungan dengan gerakan tanganlah yang meningkat.

"Hasil penelitian ini benar-benar menarik. Orang berpikir bahwa IQ cenderung tetap atau stabil sejak masa kanak-kanak, tapi ada bukti bahwa terjadi perubahan dan berlanjut hingga remaja," kata John Gabrieli, iluwan neuroscience di Massachusetts Institute of Technology yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Standar IQ menurut skala Stanford-Binet adalah:
IQ normal di kisaran 85-115.
IQ di atas 135 dikategorikan cerdas tapi jumlahnya hanya 1 persen saja populasi di dunia.
IQ rendah adalah yang memiliki tingkat IQ di bawah 70. Orang ber-IQ rendah biasanya sulit berkomunikasi dengan orang lain yang biasanya disebut keterbelakangan mental.

Separuh (50%) populasi di dunia memiliki IQ rata-rata di kisaran 90-110, sebesar 25% memiliki IQ di atas rata-rata itu dan 25% populasi di dunia memiliki IQ di bawahnya.
CARA MENINGKATKAN IQ DAN EQ REMAJA

1. Pendahuluan
Kita sering kali mendengar kata"bodoh". Apakah orang yang kita katakan bodoh, memang bodoh? Apa itu pengertian bodoh sesungguhnya?
Sesungguhnya di dunia ini tidak ada yang bodoh. Mengapa? Karena kapasitas otak manusia dengan manusia lain adalah sama dan tetap. Bedanya hanya pada penggunaan kapasitas tersebut. Jadi, semua manusiasesungguhnya sama pintar dan sama"bodoh"nya. Hanya bedanya, pada penggunaan kepintaran dan kinerja otak. Kinerja otak yang mendukung ada tiga, namun pada terapannya hanya ada dua yang lazim. Mari kita bahas.
2. Permasalahan
Manusia yang cerdas adalah manusia yang memanfaatkan IQ dan EQ, sedangkan manusia yang pintar hanya memanfaatkan IQ. So, manusia pintar belum tentu cerdas, namun manusia cerdas pasti pintar. Nah, mana yang anda pilih cerdas apa pintar?
Permasalahan sering kali muncul pada"bagaimana menjadi manusia yang cerdas?" Jawabannya simple sekali namun rumit untuk dilaksanakan, manfaatkanlah IQ dan EQ.
3. IQ (Intellegent Quantity)
Memuat tentang kemampuan memori otak dan penghafalan. IQ mencakup semua yang berisi tentang talenta, pemikiran, rumus-rumus, logika, dan lain-lain yang bersifat memorial. Karenabersifat memorial, IQ dapat berubah-ubah dari masa ke masa. IQ bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni:
- Usia
- Lingkungan
- EQ
- Keturunan
- Kondisi tubuh (kesehatan)
Nah, kebanyakan manusia beranggapanbahwa IQ merupakan kunci kepintaran.Hal tersebut tidak sepenuhnya benar.
4. EQ (Emotional Quantity)
Memuat tentang perasaan manusia. EQ mencakup sifat, kepribadian, emosi, perasaan, dan hal-hal yang bersifat emosi. Karena bersifat emosi, EQ sulit berubah sesuai dengan kepribadian. EQbisa dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni :
- Pergaulan dan sosialisasi
- Kondisi
- Budaya
Nah, kebanyakan manusia beranggapanEQ tidak terlalu penting. Namun, fakta mengatakan EQ sangat penting.
5. Kombinasi IQ dan EQ
Bagaimanakah bila IQ seseorang tinggi namun EQnya jongkok? ada beberapa kemungkinan terjadi :
- Dia pintar namun tidak pernah menonjolkan dirinya (pemalu)
- Dia menjadi penjahat dan memanfaatkan kepintarannya untuk kejahatan (ex : terorisme)
- Pasif dan tidak pernah berkembang.
Mengerikan bukan?
Bagaimanakah bila IQ seseorang jongkok namun EQnya tinggi? ada beberapa kemungkinan terjadi :
- Sangat Pede namun ngomong ga karuan.
- Berani menonjolkan diri di depan umum, namun bingung apa yang harusditonjolkan.
- Sok berlagak, namun tidak ada skill
Memalukan bukan?
Namun, bagaimanakah IQ dan EQ tinggi? Ini sangat banyak kemungkinan:
- Pintar dan aktif
- Berani menonjolkan diri dengan segala kemampuannya
- Berani menentang suatu kebijakan yang salah
- Tidak takut pendapatnya dibantah orang
- dll.
IQ dan EQ harus berkombinasi agar menciptakan keharmonisan dalam diri manusia. IQ gampang ditingkatkan, yang jadi permasalahan hanya EQ.
Cara meningkatkan IQ adalah
- Banyak membaca dan menghafal
- Hindari minuman keras
- Sering menghitung
- Kursus
- Mengembangkan diri
Simple bukan?
Namun, cara meningkatkan EQ adalah
- Sering-seringlah relaksasi, bisa menggunakan metode meditasi, yoga, Chikung, t'ai Chi, dan hypnosis.
- Harus bisa mengendalikan diri.
- Jangan kalah dengan emosi.
- Kalau anda marah dan ingin menghentikannya. Caranya adalah saat marah tariklah nafas dalam-dalam dan hembuskan perlahan-lahan. Dijamin marah hilang entah kemana.
- Belajar menghargai diri sendiri denganmenyenangi apa yang kita perbuat.
dll.
Rumit ya?
6. Kesimpulan
Manusia dikatakan bodoh bukan karena IQnya namun karena kombinasiIQ dan EQ yang belum tepat. Kombinasi kinerja IQ dan EQ sangat mendukung pengembangan pribadi seseorang. Manusia yang cerdas adalahmanusia yang sukses mengombinasikanIQ dan EQnya.

Habis Baca like donk... !
CARA MENINGKATKAN IQ DAN EQ REMAJA

1. Pendahuluan
Kita sering kali mendengar kata"bodoh". Apakah orang yang kita katakan bodoh, memang bodoh? Apa itu pengertian bodoh sesungguhnya?
Sesungguhnya di dunia ini tidak ada yang bodoh. Mengapa? Karena kapasitas otak manusia dengan manusia lain adalah sama dan tetap. Bedanya hanya pada penggunaan kapasitas tersebut. Jadi, semua manusiasesungguhnya sama pintar dan sama"bodoh"nya. Hanya bedanya, pada penggunaan kepintaran dan kinerja otak. Kinerja otak yang mendukung ada tiga, namun pada terapannya hanya ada dua yang lazim. Mari kita bahas.
2. Permasalahan
Manusia yang cerdas adalah manusia yang memanfaatkan IQ dan EQ, sedangkan manusia yang pintar hanya memanfaatkan IQ. So, manusia pintar belum tentu cerdas, namun manusia cerdas pasti pintar. Nah, mana yang anda pilih cerdas apa pintar?
Permasalahan sering kali muncul pada"bagaimana menjadi manusia yang cerdas?" Jawabannya simple sekali namun rumit untuk dilaksanakan, manfaatkanlah IQ dan EQ.
3. IQ (Intellegent Quantity)
Memuat tentang kemampuan memori otak dan penghafalan. IQ mencakup semua yang berisi tentang talenta, pemikiran, rumus-rumus, logika, dan lain-lain yang bersifat memorial. Karenabersifat memorial, IQ dapat berubah-ubah dari masa ke masa. IQ bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni:
- Usia
- Lingkungan
- EQ
- Keturunan
- Kondisi tubuh (kesehatan)
Nah, kebanyakan manusia beranggapanbahwa IQ merupakan kunci kepintaran.Hal tersebut tidak sepenuhnya benar.
4. EQ (Emotional Quantity)
Memuat tentang perasaan manusia. EQ mencakup sifat, kepribadian, emosi, perasaan, dan hal-hal yang bersifat emosi. Karena bersifat emosi, EQ sulit berubah sesuai dengan kepribadian. EQbisa dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni :
- Pergaulan dan sosialisasi
- Kondisi
- Budaya
Nah, kebanyakan manusia beranggapanEQ tidak terlalu penting. Namun, fakta mengatakan EQ sangat penting.
5. Kombinasi IQ dan EQ
Bagaimanakah bila IQ seseorang tinggi namun EQnya jongkok? ada beberapa kemungkinan terjadi :
- Dia pintar namun tidak pernah menonjolkan dirinya (pemalu)
- Dia menjadi penjahat dan memanfaatkan kepintarannya untuk kejahatan (ex : terorisme)
- Pasif dan tidak pernah berkembang.
Mengerikan bukan?
Bagaimanakah bila IQ seseorang jongkok namun EQnya tinggi? ada beberapa kemungkinan terjadi :
- Sangat Pede namun ngomong ga karuan.
- Berani menonjolkan diri di depan umum, namun bingung apa yang harusditonjolkan.
- Sok berlagak, namun tidak ada skill
Memalukan bukan?
Namun, bagaimanakah IQ dan EQ tinggi? Ini sangat banyak kemungkinan:
- Pintar dan aktif
- Berani menonjolkan diri dengan segala kemampuannya
- Berani menentang suatu kebijakan yang salah
- Tidak takut pendapatnya dibantah orang
- dll.
IQ dan EQ harus berkombinasi agar menciptakan keharmonisan dalam diri manusia. IQ gampang ditingkatkan, yang jadi permasalahan hanya EQ.
Cara meningkatkan IQ adalah
- Banyak membaca dan menghafal
- Hindari minuman keras
- Sering menghitung
- Kursus
- Mengembangkan diri
Simple bukan?
Namun, cara meningkatkan EQ adalah
- Sering-seringlah relaksasi, bisa menggunakan metode meditasi, yoga, Chikung, t'ai Chi, dan hypnosis.
- Harus bisa mengendalikan diri.
- Jangan kalah dengan emosi.
- Kalau anda marah dan ingin menghentikannya. Caranya adalah saat marah tariklah nafas dalam-dalam dan hembuskan perlahan-lahan. Dijamin marah hilang entah kemana.
- Belajar menghargai diri sendiri denganmenyenangi apa yang kita perbuat.
dll.
Rumit ya?
6. Kesimpulan
Manusia dikatakan bodoh bukan karena IQnya namun karena kombinasiIQ dan EQ yang belum tepat. Kombinasi kinerja IQ dan EQ sangat mendukung pengembangan pribadi seseorang. Manusia yang cerdas adalahmanusia yang sukses mengombinasikanIQ dan EQnya.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Definisi Esai dan Contoh Esai Tentang Diri Sendiri

Definisi Esai Dan Ciri-Cirinya Esai adalah suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subyek tertentu yang coba dinilainya. Dalam penjelasan lain atau dalam arti luas, Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esais. Esai sebagai satu bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal. Esai informal mempergunakan bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan dan seolah-olah ia berbicara langsung dengan pembacanya. Adapun esai yang formal pendekatannya serius. Pengarang mempergunakan semua persyaratan penulisan. Tipe-tipe Esai Ada enam tipe esai, yaitu : Esai Deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya. Esai Tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam  surat kabar  dan majalah. Esai in...

Soal OAP 2004

    DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL     DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH     DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM         Solusi Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2005         Tanggal    :    23 Juli 2005 Waktu    :    2 jam         I.    Soal pilihan ganda (1–17) 1.    Pengaruh refraksi pada saat Matahari terbit/terbenam adalah:     A.    bentuk bundar Matahari terdistorsi     B.    kedudukan Matahari lebih tinggi dari yang seharusnya     C.    pengaruhnya terlalu kecil sehingga bisa diabaikan     D.    Matahari tampak menjadi merah     E.    tidak ada jawaban yang benar (CK) Refraksi member...

Tes Buta Warna Online

Tes Buta Warna Online Lengkap Beserta Jawaban Posted by Syaiful Kadege Posted on 8:07 AM Tes Buta Warna Online Lengkap Beserta Jawaban - Kelainan pada panca indera kita yaitu mata bisa mengakibatkan buta warna. Dalam hal ini penglihatan kita tidak dapat bisa bekerja secara normal. Dalam kehidupan sehari-hari akan sangat mengganggu jika anda mengalami hal ini. Untuk itu sekarang anda bisa mencoba tes buta warna secara online dan tidak perlu repot-repot pergi ke doktor specialis mata. Tes buta warna sangat dibutuhkan bagi sebagian orang yang di haruskan untuk melakukan beberapa tes ketika melamar sebuah pekerjaan. Definisi dari buta warna ini juga bisa berarti suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis. Tes Buta Warna Bagi anda yang ingin melakukan hal ini bisa lihat pada bagian gambar-gambar dibawah ini yang sudah di sediakan. Cukup mengikuti petunjuk yang ada s...