Cara Mengetahui Apakah Anda Mengidap Kanker Payudara
3 Metode:Meningkatkan Kesadaran Diri terhadap PayudaraMengenali Gejala KhususPenapisan (Screening) Kanker Payudara secara Medis
Menyerang satu dari delapan wanita, kanker payudara hanya dilampaui
oleh kanker kulit dalam jumlah kasus diagnosis kanker, selain memegang
peringkat kedua setelah kanker paru-paru sebagai penyebab kematian
akibat kanker.[1]
Meskipun memiliki risiko yang jauh lebih rendah, pria pun dapat
mengalami kanker payudara. Anda terutama harus proaktif dan sadar atas
segala perubahan yang dialami payudara Anda bila memiliki riwayat kanker
payudara dalam keluarga Anda. Kesadaran dan deteksi dini meningkatkan
taraf keberhasilan pengobatan dan harapan hidup.Metode 1 dari 3: Meningkatkan Kesadaran Diri terhadap Payudara
-
1Pahami hasil penelitian yang berubah-ubah tentang manfaat dari pemeriksaan payudara sendiri. Di masa lampau, pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara bulanan direkomendasikan bagi semua wanita. Namun, pada tahun 2009, setelah penerbitan beberapa hasil penelitian skala besar, Satuan Tugas Layanan Pencegahan (Preventative Services Task Force) Amerika Serikat tidak mendukung rekomendasi bagi wanita untuk semata-mata melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara teratur dan formal.[2] Hasil-hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa SADARI tidak mengurangi jumlah kematian atau meningkatkan jumlah kanker yang terdeteksi.[3]Iklan
- Rekomendasi yang diberikan oleh Perkumpulan Kanker Amerika (American Cancer Society) dan Satuan Tugas Layanan Pencegahan AS menyatakan bahwa pelaksanaan SADARI sehendaknya ditentukan oleh pihak wanita itu sendiri dan bahwa keterbatasan dari teknik SADARI perlu diinformasikan. Yang utama, kedua organisasi tersebut menekankan bahwa kesadaran wanita terhadap keadaan normal jaringan sel payudaranya amatlah penting.
- Dengan kata lain, yang dimaksud adalah bahwa SADARI tidak dan semestinya tidak bisa menggantikan peran pemeriksaan oleh dokter dalam menemukan kejanggalan. Meskipun demikian, SADARI dapat membantu Anda menjadi lebih sadar atas keadaan normal payudara Anda dan mampu membantu Anda mendukung dokter dalam mendeteksi perubahan. SADARI tidak pernah boleh dipandang sebagai pengganti pemeriksaan payudara yang diselenggarakan dokter di suatu klinik.[4]
-
2Lakukan pemeriksaan dengan penglihatan. Anda dapat melakukan ini setiap saat Anda mau, namun sebaiknya Anda melakukannya ketika haid Anda telah berlalu dan payudara Anda tidak terasa sensitif dan membengkak seperti sebelumnya. Cobalah melakukannya setiap bulan pada tanggal yang kurang lebih sama. Berdirilah atau duduklah di depan cermin tanpa mengenakan kaus atau pakaian dalam. Angkat lalu turunkan kedua lengan Anda. Pantau perubahan terhadap ukuran, bentuk, sensitivitas, dan penampilan jaringan payudara Anda, termasuk:[5]
- Kulit tertekuk atau berkerut, menyerupai kulit jeruk (juga dikenal sebagai peau d'orange)
- Warna kemerahan yang baru terlihat, atau ruam bersisik
- Pembengkakan atau peningkatan sensitivitas payudara yang tidak biasa
- Perubahan pada puting, seperti penyusutan ke dalam, gatal, atau kemerahan
- Cairan dari puting, yang bisa berdarah, bening, atau berwarna kuning
-
3Lakukan pemeriksaan dengan tangan. Waktu ideal untuk melakukan SADARI jika Anda masih mengalami siklus haid adalah ketika payudara Anda tidak merasa sensitif, dan keadaan ini biasanya dialami beberapa hari setelah haid Anda berakhir.[6] Anda dapat melakukan pemeriksaan sambil berbaring, yang membuat jaringan payudara membentang, membuatnya lebih tipis dan lebih mudah diraba, atau saat mandi, dengan bantuan sabun dan air sehingga jari Anda dapat bergerak lebih mulus pada permukaan payudara.[7] Ikuti langkah-langkah berikut:
- Berbaringlah pada permukaan datar dan letakkan tangan kanan Anda di belakang kepala. Menggunakan tiga jari pertama dari tangan kiri Anda, periksa (raba) jaringan pada payudara kanan Anda. Pastikan bahwa Anda menggunakan permukaan jari Anda, bukan hanya ujungnya.[8]
- Gunakan tiga tingkatan tekanan yang berbeda untuk meraba jaringan yang berada tepat di bawah permukaan kulit, berada di bagian tengah payudara, dan berada di dekat dinding dada, yang membutuhkan tekanan lebih. Pastikan bahwa Anda telah menerapkan masing-masing tingkatan tekanan pada tiap daerah payudara sebelum berpindah ke daerah lain.[9]
- Telusuri sebuah garis kasat mata yang menyusuri sisi tubuh Anda dari ketiak ke bawah, lalu susuri dari atas ke bawah secara berulang. Mulailah dari tulang selangka, lalu gerakkan jari ke bawah hingga mencapai tulang rusuk. Berpindahlah menyusuri bagian tengah tubuh Anda hingga Anda merasakan sternum (tulang dada) saja. Amatlah penting bagi Anda untuk memeriksa payudara secara menyeluruh, maka berusahalah lebih telaten dalam menjalani SADARI.[10]
- Lakukan proses yang berlawanan dengan meletakkan tangan kiri di bawah kepala dan melaksanakan pemeriksaan pada payudara kiri Anda.
- Ingatlah bahwa jaringan payudara menjangkau daerah di sekitar ketiak Anda. Daerah ini juga dapat mengalami penumbuhan benjolan atau kanker.[11]
-
4Cobalah merasa lebih nyaman dengan payudara Anda. Kenali penampilan dan permukaan sentuhnya. Anda harus merasa cukup mengenal payudara serta tekstur, kontur, ukuran, dan aspek lainnya. Dengan demikian, Anda bisa menyampaikan perubahan yang dialami secara lebih baik kepada dokter Anda.
- Nasihati pasangan untuk menyampaikan segala perubahan yang disadari olehnya. Pasangan Anda mungkin dapat menyadari perubahan terhadap jaringan payudara yang Anda sendiri lewatkan karena dia dapat memandang tubuh Anda dari sudut yang berbeda.
-
5Kenali faktor risiko yang Anda miliki. Beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi mengalami kanker payudara ketimbang orang lain. Namun, sadarilah bahwa meskipun Anda termasuk dalam salah satu golongan di bawah atau lebih, hal ini bukan berarti Anda ditakdirkan mengidap kanker payudara. Meskipun demikian, hal ini berarti Anda perlu lebih sadar akan payudara Anda sendiri dan menjalani pemeriksaan payudara klinis dan mamogram secara rutin. Beberapa faktor yang menjadi penanda risiko lebih tinggi meliput:[12]
- Jenis kelamin: Wanita lebih rentan mengalami kanker payudara daripada pria.
- Usia: Risiko meningkat seiring dengan usia. Sebagian besar pengidap kanker payudara berusia di atas 45 tahun.
- Menstruasi: Jika siklus haid Anda dimulai sebelum Anda berusia 12 tahun, atau memasuki masa menopause pada usia di atas 55 tahun, risiko Anda sedikit meningkat.
- Kehamilan dan menyusui: Bila Anda hamil di usia muda atau hamil beberapa kali, risiko Anda bisa berkurang, begitu pula dengan menyusui. Jika Anda tidak memiliki anak atau hamil setelah usia 30 tahun, risiko kanker payudara meningkat.
- Gaya hidup: Obesitas, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol merupakan faktor penambah risiko bagi kanker payudara.
- Terapi penggantian hormon: Penggunaan terapi pada saat ini atau di waktu sebelumnya dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
-
6Kenali riwayat medis pribadi dan keluarga Anda. Terdapat sejumlah faktor risiko yang murni berkaitan dengan diri Anda, serta riwayat keluarga dan genetika yang Anda miliki, termasuk:
- Riwayat medis pribadi: Jika Anda pernah didiagnosis mengalami kanker payudara, terdapat risiko kemunculan kembali kanker pada payudara yang sama maupun yang satunya.
- Riwayat keluarga: Anda lebih rentan terhadap kanker payudara jika salah satu atau beberapa anggota keluarga Anda pernah mengalami kanker payudara, ovarium, kandungan, atau usus besar. Risiko Anda bertambah dua kali lipat jika Anda memiliki kerabat derajat pertama (saudari, ibu, anak) yang mengidap penyakit ini.
- Gen: Kelainan genetik yang ditemukan pada BRCA 1 dan BRCA 2 dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara secara signifikan. Apabila Anda ingin mengetahui Anda memiliki gen ini atau tidak, Anda bisa menghubungi layanan pemetaan genom. Secara umum, sekitar 5-10% kasus payudara terpaut dengan faktor hereditas.
-
1Waspadai perubahan ukuran atau bentuk payudara. Pembengkakan akibat tumor atau infeksi dapat mengubah bentuk dan ukuran jaringan payudara. Sering kali, perubahan ini hanya dialami oleh salah satu payudara, namun bisa juga teramati pada kedua payudara.[13]
-
2Perhatikan cairan tidak biasa yang keluar dari payudara. Jika Anda tidak sedang menyusui, semestinya tidak ada cairan yang dikeluarkan oleh puting. Bila ada, terutama tanpa memijit puting atau payudara, segera cari bantuan medis untuk pengujian lebih lanjut.[14]
-
3Cari pembengkakan. Khususnya, carilah pembengkakan di sekitar daerah payudara, tulang selangka, atau ketiak. Beberapa jenis kanker payudara yang agresif dan invasif dapat mengakibatkan pembengkakan pada daerah-daerah tersebut sebelum Anda mampu meraba benjolan pada jaringan payudara.[15]
-
4Amati tekukan pada jaringan payudara atau perubahan pada puting. Tumor atau benjolan lain yang tumbuh pada payudara, di dekat permukaan kulit atau puting, dapat menimbulkan perubahan bentuk jaringan payudara.[16]
- Dalam beberapa kasus, puting Anda dapat terlipat ke dalam atau Anda dapat melihat kulit yang tertekuk di atas jaringan payudara.
-
5Laporkan kulit yang mengalami penebalan, kemerahan, rasa hangat, atau rasa gatal. Kanker payudara dengan peradangan, meskipun langka, adalah jenis kanker yang sangat invasif dan agresif. Kanker jenis ini bisa ditandai oleh gejala yang menyerupai infeksi pada payudara, yaitu jaringan payudara yang terasa hangat, gatal, atau memerah. Jika antibiotik tidak berhasil menangani gejala-gejala tersebut, cari bantuan dokter bedah payudara sesegera mungkin.[17]
-
6Sadarilah jika nyeri Anda tidak wajar. Jika Anda mengalami rasa nyeri pada jaringan payudara atau daerah puting yang tidak segera hilang, sebaiknya Anda memperoleh bantuan medis. Jaringan payudara tidak biasanya mengalami nyeri dan hal ini bisa menandai infeksi, pertumbuhan benjolan, atau tumor. Namun, biasanya rasa nyeri pada payudara bukan penanda kanker.[18]
- Ingat, jika Anda masih mengalami siklus haid atau kehamilan, Anda dapat mengalami rasa nyeri, tidak nyaman, atau sensitif secara temporer akibat fluktuasi hormon. Namun, jika Anda mengalami rasa nyeri berkelanjutan yang tidak berkaitan dengan siklus haid Anda, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.[19]
-
7Kenalilah gejala kanker payudara stadium lanjut. Ingat, menunjukkan gejala-gejala berikut belum tentu berarti Anda mengidap kanker payudara. Namun, semuanya merupakan alasan yang memadai untuk mengunjungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Gejala-gejala ini meliput:Iklan
- Penurunan berat badan
- Rasa nyeri pada tulang
- Napas terengah-engah
- Luka terbuka pada payudara, yaitu keberadaan luka yang merah, gatal, nyeri, dan mengeluarkan nanah atau cairan bening.
Metode 3 dari 3: Penapisan (Screening) Kanker Payudara secara Medis
-
1Jalani pemeriksaan payudara klinis. Saat menjalani tes seperti pemeriksaan fisik tahunan atau pemeriksaan panggul, mintalah dokter untuk memeriksa keberadaan benjolan atau perubahan lain yang mencurigakan dari payudara Anda dengan tangan. Dokter telah dilatih untuk melakukan pemeriksaan payudara dan mengetahui gejala yang perlu diwaspadai. Oleh karena itu, jangan pernah berpikir Anda bisa menggantikan pemeriksaan profesional ini, meskipun kadang terasa tidak nyaman dan canggung, dengan pemeriksaan sendiri.[20]
- Dokter Anda akan memulai dengan memeriksa penampilan payudara Anda. Anda akan diminta mengangkat lengan Anda di atas kepala, kemudian membiarkannya terkulai di samping Anda, sembari dokter memeriksa ukuran dan bentuk payudara Anda. Kemudian, Anda akan menjalani pemeriksaan fisik. Saat Anda berbaring di atas meja pemeriksaan, dokter akan menggunakan permukaan jarinya untuk memeriksa seluruh daerah payudara, termasuk ketiak dan tulang selangka. Pemeriksaan ini semestinya hanya membutuhkan waktu beberapa menit.[21]
- Jika Anda merasa tidak nyaman, Anda bisa meminta keberadaan seorang suster atau anggota keluarga dalam ruangan untuk pemeriksaan ini. Jika Anda adalah seorang pasien wanita yang mengunjungi dokter pria, ini adalah prosedur yang standar dalam sebagian besar kasus. Jika Anda merasa gelisah, tariklah napas dalam-dalam dan ingatkan diri bahwa hal ini adalah bagian wajib dari memantau kesehatan Anda.
-
2Lakukan mamografi. Mamografi adalah pemeriksaan menggunakan sinar-X dosis radiasi rendah yang digunakan untuk memeriksa jaringan payudara. Sering kali, mamografi dapat mendeteksi benjolan sebelum Anda dapat merasakannya.[22] Yayasan Kanker Payudara Indonesia menyarankan penapisan mamografi setiap 2-3 tahun sekali bagi wanita berusia 35-50 tahun, dan setiap 1-2 tahun sekali bagi wanita berusia di atas 50 tahun.[23] Wanita berusia di bawah 40 tahun yang memiliki faktor risiko untuk kanker payudara sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui seberapa sering dia memerlukan mamografi. Meskipun Anda tidak memiliki faktor risiko atau gejala dalam sepengetahuan Anda, mamografi rutin setiap beberapa tahun sekali sebagai bagian pemeriksaan fisik Anda amat disarankan.[24][25]
- Dalam mamografi, payudara Anda akan diletakkan pada sebuah dudukan dan ditekan oleh piringan agar jaringan payudara tersebar merata, dapat diam di tempat saat penggunaan sinar-X, dan memungkinkan penggunaan berkas sinar berenergi lebih rendah. Mungkin Anda akan merasa sedikit ditekan dan tidak nyaman, namun ini hanya sementara. Pemeriksaan dijalankan pada kedua payudara agar radiolog mampu membandingkan kedua sisi payudara.
- Meskipun dokter bertujuan melacak potensi pertumbuhan kanker dengan mamografi, tes ini juga dapat mendeteksi klasifikasi, fibroadenoma, dan kista.[26]
-
3Lakukan tes tambahan jika terdeteksi benjolan atau perubahan mencurigakan lainnya. Jika Anda atau dokter Anda menyadari keberadaan benjolan atau hal lain yang layak menjadi peringatan, seperti cairan dari puting atau pengerutan kulit, mungkin Anda akan perlu menjalani tes tambahan untuk menentukan penyebabnya dan memastikan Anda memiliki kanker payudara atau tidak. Tes tambahan dapat meliput:[27]
- Mamografi diagnostik: Sebuah uji sinar-X payudara untuk mengevaluasi benjolan. Proses ini membutuhkan waktu lebih lama daripada mamografi untuk penapisan karena lebih banyak citra akan dibutuhkan.
- Ultrasound: Pemanfaatan gelombang ultrasonik untuk menghasilkan citra payudara. Saat ini terbukti bahwa tes ini paling baik digunakan bersamaan dengan mamografi. Meski sederhana dan tidak invasif, tes ultrasound sering memberikan hasil positif palsu atau negatif palsu.[28] Namun, peninjauan melalui citra ini sering memberikan hasil yang bagus untuk mengarahkan biopsi jarum pada dugaan tumor.[29]
- Pencitraan resonansi magnet (MRI): Tes ini memanfaatkan medan magnet untuk menghasilkan citra payudara. Anda boleh menjalani proses MRI jika mamografi diagnostik tidak mengeliminasi kemungkinan tumor atau pertumbuhan benjolan lainnya. Teknik pencitraan ini biasanya disarankan untuk wanita yang memiliki risiko tinggi mengidap kanker payudara, seperti wanita dengan riwayat kanker dari keluarga atau kecenderungan genetik.[30][31]
-
4Lakukan biopsi. Jika mamografi dan MRI mendeteksi tumor atau pertumbuhan benjolan lainnya, dokter Anda dapat menyarankan biopsi jarum yang diarahkan gelombang ultrasonik untuk menentukan baik jenis pertumbuhan sel yang dialami maupun prosedur pembedahan atau pengobatan kemoterapi yang dibutuhkan untuk menangani kanker. Dalam suatu biopsi, jaringan diangkat dari daerah payudara yang dicurigai, lalu dianalisis. Sebagian besar kasus biopsi jaringan payudara merupakan prosedur rawat jalan dan Anda tidak perlu diopname di rumah sakit. Anda hanya akan diberikan bius lokal dalam kasus biopsi pisau bedah (juga dikenal sebagai lumpektomi).[32]
- Biopsi jaringan wajib dilakukan sebelum menentukan opsi pengobatan untuk menentukan sifat dari kanker. Meskipun biopsi terkesan dan memang bisa menakutkan, adalah penting untuk mengetahui pasti sel dalam jaringan payudara merupakan kanker atau bukan sebelum memutuskan jenis pengobatan. Semakin cepat kanker payudara dideteksi, semakin besar harapan hidup.
- Penting (dan memberikan semangat!) menyadari bahwa 80% wanita yang menjalani biopsi payudara ditemukan TIDAK mengidap kanker payudara.[33]
-
5Tunggu hasil. Menunggu hasil biopsi dan pemindaian dapat menjadi waktu penuh stres dan gelisah. Tiap orang menangani ini dengan cara berbeda. Beberapa orang lebih suka mengalihkan diri dengan kegiatan menyenangkan dan menjaga dirinya agar tetap sibuk. Beberapa yang lain memperoleh manfaat dari membaca lebih lanjut tentang kanker payudara dan mencari tahu tentang segala opsi yang tersedia jika memperoleh hasil positif. Beberapa orang juga menggunakan waktu tunggu ini untuk merenungkan hidupnya dan meninjau (ulang) prioritas dan hubungan pribadinya.[34]
- Dapatkan olahraga yang cukup dan pola makan yang sehat untuk mempertahankan energi dan semangat tinggi. Carilah dukungan sosial dari teman, kolega, atau anggota keluarga yang pernah mengalami situasi serupa dan mungkin dapat memberikan pengertian atau saran untuk menghadapi hal ini secara efektif.[35]
- Jika Anda merasa terobsesi, kewalahan, atau depresi hingga mencapai titik yang membahayakan kesehatan mental dan fisik Anda, sebaiknya Anda mengabari pemberi layanan kesehatan Anda. Berhubungan dengan seorang konselor atau ahli kesehatan mental untuk membicarakan perasaan Anda sembari menunggu diagnosis bisa menjadi hal yang bermanfaat.
Tips
- Salah satu hal terbaik yang bisa Anda lakukan untuk diri Anda sendiri jika Anda memiliki kekhawatiran terhadap kanker payudara adalah menjadi lebih sadar atas keadaan normal jaringan payudara Anda. Dengan cara ini, Anda dapat menentukan lebih pasti ketika sesuatu terasa tidak "pas".
- Buatlah diri Anda merasa nyaman membahas kesehatan dan kesejahteraan Anda dengan dokter dan keluarga Anda. Hal ini merupakan sesuatu yang harus lebih sering Anda lakukan seiring dengan pertambahan usia.
Komentar