Esofagus
: Pengertian, Struktur, Fungsi, Bagian
A. PENGERTIAN DAN FUNGSI ESOFAGUS
Esofagus merupakan salah satu bagian organ
pencernaan yang terletak setelah faring dan sebelum lambung, serta berlekatan
dengan trakea. Kata Esofagus berasal dari bahasa Yunani yaitu, “Oeso” yang
artinya “membawa” dan “phagus” yang artinya “memakan”. Dalam bahasa indonesia,
esofagus sering disebut dengan kerongkongan. Esofagus adalah organ pencernaan
berbentu seperti tabung berotot yang berfungsi membawa makanan dari mulut ke
lambung. Esofagus mendorong makanan dengan sebuah gerakan hasil kombinasi
kontraksi otot yang disebut gerakan peristaltik. Panjang esofagus pada orang
dewasa sekitar 23 – 25 cm dengan lebar sekitar 2 cm.
Fungsi utama esofagus adalah untuk membawa
makanan, cairan dan air liur dari mulut menuju lambung. Pada esofagus juga
terjadi proses penggulungan makanan dengan memanfaatkan gerakan peristaltik.
Pengertian Esofagus, Struktur Esofagus,
Fungsi Esofagus
PENGERTIAN, STRUKTUR DAN FUNGSI ESOFAGUS
Menelan merupakan proses membawa makanan
dari mulut ke lambung dengan kombinasi gerakan otot dan refleks dari 3 organ
sistem pencernaan termasuk esofagus. Berikut adalah fase menelan pada manusia :
Fase Oral, makanan yang dikunyah di dalam mulut akan didorong ke bagian
belakang faring dengan gerakan otot lidah.
Fase Faringeal, masuknya makanan merangsang uvula menutup rongga hidung
dan epiglotis akan menutup saluran pernapasan agar makanan tidak masuk ke sana.
Kemudian makanan melewati epiglotis, masuk ke faring bagian bawah dan menuju
esofagus.
Fase Esofagus, Masuknya makanan merangsang terjadi gerakan peristaltik
esofagus yang akan membawa makanan menuju sfingter lambung dan memasuki
lambung. Kemudian makanan akan dicerna dan disimpan sementara di lambung.
B. STRUKTUR ESOFAGUS
Esofagus memiliki struktur yang sama dengan
organ pencernaan lainnya seperti usus dan lambung. Struktur esofagus disusun
oleh 4 dinding berikut (Dari luar ke dalam) :
1. Lapisan Serosa
Merupakan lapisan terluar yang terdiri atas
pembuluh darah, limfe dan saraf. Lapisan serosa pada esofagus berupa jaringan
ikat. Lapisan serosa memiliki rongga-rongga kecil tempat keluarnya cairan
serosa yang berfungsi sebagai pelumas gerakan otot.
2. Lapisan Otot
Lapisan otot pada esofagus merupakan
lapisan otot polos yang bekerja tanpa kita sadari. Terdapat 2 jenis serabut
otot, yaitu serabut otot longitudinal (memanjang) dan serabut otot sirkuler
(melingkar). Kombinasi dari kontraksi kedua jenis otot ini akan menghasilkan
gerakan peristaltik usus yang berfungsi untuk memecah makanan serta membawanya
ke organ pencernaan selanjutnya.
3. Lapisan Submukosa
Berupa lapisan jaringan ikat longgar yang
berisi pembuluh darah, limfe, saraf dan kelenjar lendir. Pembuluh darah di
lapisan submukosa esofagus memegang peranan penting dalam mengedarkan makanan
yang diserap.
4. Lapisan Mukosa
Lapisan mukosa disusun oleh sel epitel
berlapis gepeng bertingkat dan jaringan ikat tipis. Lapisan mukosa memiliki sel
goblet yang dapat menghasilkan lendir. Dalam keadaan normal, esofagus tidak
tahan terhadap asam lambung yang bersifat asam sehingga akan terasa seperti
nyeri/seperti terbakar saat terjadi kelainan naiknya asam lambung ke mukosa
esofagus.
Otot Esofagus, Submukosa Esofagus, Mukosa
Esofagus,
STRUKTUR LAPISAN ESOFAGUS
C. BAGIAN – BAGIAN ESOFAGUS
Secara histologi struktur jaringannya, esofagus dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
Bagian Superior (1/3 atas esofagus ), sebagian besar otot penyusun
esofagus pada bagian ini adalah otot rangka (bekerja secara sadar/dapat
dikendalikan)
Bagian Tengah (2/3 tengah esofagus), terdiri dari otot campuran dari
otot rangka dan otot halus.
Bagian Inferior (3/3 bawah esofagus), otot penyusunnya adalah otot halus
yang bekerja tanpa kita sadari (tidak dapat dikendalikan). Fungsi utama esofagus adalah untuk mengangkut makanan, cairan dan
air liur dari mulut ke lambung. Lambung kemudian dapat memecah makanan, dan
meneruskan proses pencernaan kimia dan mekanik. Esofagus atau kerongkongan
adalah tabung berotot yang menghubungkan lambung ke bagian belakang
tenggorokan. Ketika seseorang makan dengan menggigit makanan, air liur dan gigi
mereka memulai proses kimia dan secara mekanis memecah makanan menjadi potongan
kecil.
Setelah makanan ditelan, memasuki
kerongkongan, dan kontraksi peristaltik mendorong makanan ke bawah esofagus
sampai mencapai lambung. Pada manusia, panjang kerongkongan sekitar 18 sampai
25 sentimeter. Ini berjalan tepat di belakang trakea dan jantung saat melewati
diafragma.
Lapisan otot esofagus yang terjepit
bersama-sama di bagian atas dan bawah esofagus. Bagian-bagian dari esofagus
dikenal sebagai sfingter. Ketika seseorang menelan, kedua sfingter ini secara
otomatis releksasi dan memungkinkan makanan dan cairan untuk melewati esofagus.
Sfingter kemudian menutup dengan cepat untuk mencegah isi lambung tidak bocor
ke kerongkongan. Orang-orang yang menderita penyakit refluks asam memiliki
kerusakan pada sfingter esofagus, yang menyebabkan asam lambung dan makanan
untuk melakukan perjalanan kembali ke esofagus.
Setelah dikunyah di mulut, makanan ditelan
agar masuk ke lambung melalui suatu saluran yang disebut kerongkongan.
Kerongkongan atau esofagus berfungsi menyalurkan makanan dari mulut ke lambung.
Di dalam lehermu sesungguhnya terdapat dua saluran, yaitu kerongkongan
(letaknya di belakang) dan tenggorokan atau trakea (letaknya di depan).
Kerongkongan merupakan saluran pencernaan yang menghubungkan antara mulut
dengan lambung. Tenggorokan merupakan saluran pernapasan yang menghubungkan
antara rongga mulut dengan paru-paru.
Oleh karena itu, di bagian dalam mulut
terdapat persimpangan dua saluran yang dijaga oleh sebuah klep yang disebut
epiglotis. Pada waktu bernapas, klep tersebut membuka sehingga udara dapat
masuk ke tenggorokan.
Sewaktu menelan makanan, klep tersebut akan
menutup tenggorokan sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan. Jadi, klep
tersebut berfungsi menjaga kerja antara kerongkongan dan tenggorokan agar
proses pencernaan dan
pernapasan dapat berjalan dengan lancar.
Lambung (bahasa
Inggris: stomach; bahasa Belanda: maag) atau ventrikulus
berupa suatu kantong yang terletak di bawah sekat rongga badan.
Fungsi lambung secara umum adalah tempat di
mana makanan dicerna dan sejumlah kecil sari-sari makanan diserap.
Daerah-daerah lambung manusia
Pada manusia dewasa, volume lambung dalam
keadaan santai, hampir kosong, adalah sekitar 75 mililiter.[4]
Merupakan organ tubuh yang dapat mengembang (distensible), dapat
menampung sampai sekitar satu liter makanan.[5]
Lambung bayi manusia yang baru lahir hanya dapat menampung sekitar 30
mililiter.
Daerah
Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah,
yaitu daerah
- Kardia.
- Fundus.
- Pilorus.
1. Kardia
adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan itu sendiri .
2. Fundus
adalah bagian tengah, bentuknya membulat.
3. Pilorus
adalah bagian bawah, daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari atau sering
disebut duodenum.
Dinding lambung
Dinding lambung tersusun menjadi empat
lapisan, yakni :
- Mucosa.
- Submucosa.
- Muscularis.
- Serosa.
1. Mucosa
ialah lapisan di mana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti
enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk
memperbesar perbandingan antara luas dan volume sehingga memperbanyak volume
getah lambung yang dapat dikeluarkan.
2. Submucosa
ialah lapisan di mana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan
untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa
nutrisi yang diserap, urea,
dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut.
3. Muscularis adalah lapisan otot yang membantu perut dalam pencernaan mekanis.
Lapisan ini dibagi menjadi 3 lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan
menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan
4. gerak peristaltik (gerak menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di
dalam lambung diaduk-aduk. Lapisan terluar yaitu serosa berfungsi
sebagai lapisan pelindung perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis
cairan untuk mengurangi gaya gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota
tubuh lainnya.
Kelenjar lambung
Pada manusia terdapat tiga jenis sel pada
lapisan-lapisan mukosa atau kelenjar lambung (gastric
glands):
Lapisan lambung |
Nama |
Sekresi |
Daerah lambung |
Pewarnaan
(Staining) |
Isthmus |
Sel goblet/sel
foveolar |
lapisan gel mukus |
Fundus, Kardia, Pilorus |
Jernih |
Badan kelenjar (body) |
Sel
parietal (oxyntic) |
Asam
lambung dan faktor intrinsik |
Fundus saja |
Asidofilik
|
Dasar kelenjar (base) |
Sel chief (zymogenic) |
Pepsinogen
dan lipase |
Fundus saja |
Basofilik
|
Dasar kelenjar (base) |
Sel enteroendokrin (APUD) |
Hormon gastrin, histamin,
endorphin, serotonin,
cholecystokinin dan somatostatin |
Fundus, kardia, pilorus |
– |
Kelenjar kardia (pada kardia manusia)
Kelenjar pilorus (pada pilorus manusia)
Kelenjar
fundus (pada fundus manusia)
1. Sel goblet berfungsi untuk memproduksi mucus atau lendir untuk menjaga
lapisan terluar sel agar tidak rusak karena enzim pepsin dan asam lambung.
2. Sel parietal berfungsi untuk memproduksi asam lambung [Hydrochloric acid]
yang berguna dalam pengaktifan enzim pepsin. Diperkirakan bahwa sel parietal
memproduksi 1.5 mol dm−3 asam lambung yang membuat tingkat
keasaman dalam lambung mencapai pH 2.
3. Sel chief
berfungsi untuk memproduksi pepsinogen, yaitu enzim pepsin dalam
bentuk tidak aktif. Sel chief memproduksi dalam bentuk tidak aktif agar enzim
tersebut tidak mencerna protein yang dimiliki oleh sel tersebut yang dapat
menyebabkan kematian pada sel tersebut.
Enzim
Di bagian dinding lambung sebelah dalam
terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan getah lambung. Aroma, bentuk,
warna, dan selera terhadap makanan secara refleks akan menimbulkan sekresi
getah lambung. Getah lambung mengandung asam lambung (HCI), pepsin, musin, dan renin. Asam lambung
berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan enzim pepsinogen
menjadi pepsin.
- Pepsin
merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul yang lebih
kecil.
- Musin
merupakan mukosa protein yang melicinkan makanan.
- Renin merupakan
enzim khusus yang hanya terdapat pada mamalia, berperan sebagai kaseinogen
menjadi kasein. Kasein digumpalkan oleh Ca2+ dari susu sehingga
dapat dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya renim susu yang berwujud cair akan
lewat begitu saja di dalam lambuing dan usus tanpa sempat dicerna.
- HCl(Asam Klorida)
merupakan asam yang berfungsi sebagai enzim, yang berguna untuk membunuh
kuman dan bakteri pada makanan.
Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung
mengubah makanan menjadi lembut seperti bubur, disebut chyme (kim) atau
bubur makanan. Otot lambung bagian pilorus mengatur pengeluaran kim sedikit
demi sedikit dalam duodenum. Caranya, otot pilorus yang mengarah ke lambung
akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk kim yang bersifat asam.
Sebaliknya, otot pilorus yang mengarah ke
duodenum akan berkontraksi (mengerut) jika tersentuh kim. Jadi, misalnya kim
yang bersifat asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan membuka, sehingga
makanan lewat. Oleh karena makanan asam mengenai pilorus belakang, pilorus
menutup. Makanan tersebut dicerna sehingga keasamanya menurun.
Makanan yang bersifat basa di belakang
pilorus akan merangsang pilorus untuk membuka. Akibatnya, makanan yang asam
dari lambung masuk ke duodenum. Demikian seterusnya. Jadi, makanan melewati
pilorus menuju duodenum segumpal demi segumpal agar makanan tersebut dapat
tercerna efektif. Setelah 2 sampai 5 jam, lambung kosong kembali.
Pada lambung terdapat kelenjar oksintik (bahasa
Inggris: oxyntic gland) yang memproduksi hormon GHS. Hormon lain yang disekresi antara lain adalah GHIH.
Fungsi
Absorpsi
Meskipun absorpsi pada sistem pencernaan
manusia terutama merupakan fungsi usus halus, sejumlah absorpsi molekul kecil
tertentu terjadi pada lambung melalui pelapisnya.[6]
Sel
parietal lambung manusia bertanggung jawab untuk memproduksi faktor intrinsik, yang dibutuhkan bagi absorpsi
vitamin
B12. B12 digunakan dalam metabolisme seluler dan dibutuhkan untuk produksi sel
darah merah, serta fungsi sistem
syaraf.
Kendali sekresi dan motilitas
Gerakan dan aliran bahan kimia ke dalam
lambung dikendalikan baik oleh sistem syaraf otonom dan oleh berbagai hormon dalam sistem pencernaan:
Gastrin |
Hormon gastrin menyebabkan
peningkatan sekresi HCl dari sel-sel parietal, dan pepsinogen dari sel-sel
chief dalam lambung. Juga menyebabkan peningkatan motilitas lambung. Gastrin
dilepaskan oleh sel G dalam lambung sebagai respon terhadap
mengembangnya antrum, dan produk pencernaan (terutama jumlah besar protein
yang belum dicerna sempurna). Dihambat oleh pH yang secara normal
kurang dari 4 (sangat asam), serta hormon somatostatin.
|
Kolesistokinin |
Kolesistokinin (Cholecystokinin; CCK) mempunyai efek terbesar pada
kantong
empedu, menyebabkan kontraksi kantong empedu, tetapi juga menurunkan
pengosongan lambung dan meningkatkan pelepasan cairan pankreas yang bersifat
basa dan menetralkan chyme. CCK disintesis oleh sel-I dalam epitelium
mukosa usus halus. |
Sekretin |
Dengan cara yang berbeda dan langka, sekretin,
diproduksi dalam usus halus, mempunyai efek terutama dalam pankreas,
tetapi juga mengurangi sekresi asam dalam lambung. |
Peptida penghambat lambung |
Peptida penghambat lambung (Gastric inhibitory peptide; GIP) menurunkan
pelepasan asam lambung dan motilitas. |
Enteroglukagon |
Enteroglukagon menurunkan baik asam lambung maupun motilitas. |
Signifikansi klinis
Suatu endoskopi
lambung normal seorang wanita sehat berusia 65 tahun.
Penyakit
Lambung harus menghasilkan lapisan mukus baru setiap dua
minggu. Kalau tidak, akan terjadi kerusakan epitelium. Lambung (bahasa Inggris: stomach; bahasa Belanda: maag) atau ventrikulus berupa suatu kantong yang terletak di bawah sekat
rongga badan.
Fungsi lambung secara umum adalah tempat di mana
makanan dicerna dan sejumlah kecil sari-sari makanan diserap.
Komentar