Pagi ini dikala mentari masih malu malu untuk menampakkan diri. Namu perasaan ku udh mencuat meminta agar aku memahami pribadi ku sendiri.
Dalam kebingungan sambil menyesap dinginnya harap akan sebuah kehangatan. Terdengar semu, tp itu nyatanya harapan.
Perdebatan nuju pertikaian, yang saban hari tak pernah lelah untuk mencari jalan perdamaian.
Apakah ini hal yg kita inginkan? Saling menikam satu sama lain. Bukannya menyatu dan berupaya menjadi padu dalam satu kesatuan.
Diriku yg susah mengerti akan mau mu, atau dirimu yg memang ga mau mengerti akan mauku. Atau ini tentang kita yg sama² ga mau mengerti akan mau satu sama lain.
Langkah terbentang udh cukup lama dan panjang, segala upaya walau sederhana selalu dilaku bersama. Walau sekarang terasa seakan membeku. Tp akankah kata kita memilih menyerah?
Aku bingung dan ragu untuk menentukan jalan, mencoba memahami dan menyiapkan ruang ikhlas adalah cara yg paling pas untuk mencintai hati kecil dalam diri ini.
Dalam debat berakhir seoalah sudah mengungkapkan tabir. Tp nyatanya itu hanya cara agar bisa lari, lari dan tidak mrmbahas lagi.
Apakah ini jalan menuju keasingan kah? Apa segampang itu untuk menyerah akan hal dan harapan yg pernag di tulis bersama?
Entahlah, mungkin aku akan kembali lagi ketika semua sudah ada jawaban
Komentar